Konsultasi Kesehatan
Dokter nungky yang di rahmati Allah, saya salah satu
donatur Lazismu yang tidak pernah ketinggalan membaca artikel konsultasi
kesehatan yang di asuh dr nungky di majalah Lazismu, alhamdulillah menambah
wawasan saya tentang kesehatan.
Dok, saya ibu rumah tangga yang juga aktivis di
Aisyiyah, umur 45 tahun, yang ingin saya tanyakan tentang penyakit linu di
sendi lutut atau saya sering mendengar istilah oustoporosis, yang ingin saya
tanyakan apa penyebabnya dan bagamaina pencegahannya, atas jawaban dokter
nungky saya ucapkan terimakasih.
Wassalmu'alaikum wr wb.
Walaikumslm wrwwb.
Terimakasih atas apresiasinya dlm rubrik kesehatan ini
bu ita. Nyeri atau rasa linu di lutut ibu ita bisa disebabkan oleh banyak hal.
Salah satu penyebab yang paling sering karena radang sendi atau dalam istilah
medis disebut Osteoartritis. Radang pada sendi ini terjadi karena adanya
kerusakan di kartilago (tulang rawan) sehingga kedua ujung tulang saling bergesekan
yang mengakibatkan rasa nyeri.
Seperti kita ketahui di antara kedua ujung tulang
dihubungkan oleh persendian yang dilapisi oleh cairan pelumas sendi yang
disebut sinovial untuk membantu pergerakan sendi secara flexibel. Mirip seperti
fungsi engsel pada pintu.
Sering terjadi kesalahan istilah di masyarakat
menyebutnya dengan osteoporosis. Padahal yang mungkin sebenarnya terjadi adalah
Osteoartritis. Sedangkan Osteoporosis (pengeroposan tulang), merupakan proses
degeneratif kerusakan massa tulang keras. jadi jelas bahwa Osteoartritis adalah
radang sendi dimana kerusakan terjadi di tulang rawan, berbeda dengan
osteoporosis kerusakan terjadi di tulang keras.
Di Indonesia prevalensi nyeri sendi lututakibat
osteoartritis yang tampak secara radiologik mencapai 15,5 % pada pria dan 12,7
% pada wanita berumur antara 40-60 tahun.
Nyeri pada sendi lutut umumnya terkait dengan
aktivitas, seperti naik tangga, bangkit dari kursi, dan berjalan dengan jarak
cukup jauh. Kekakuan sendi juga lazim terjadi pada pagi hari namun biasanya
berlangsung kurang dari 30 menit.
Beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut:
1. Wanita
berusia lebih dari 45 tahun
2. Kelebihan
berat badan
3. Aktivitas
fisik yang berlebihan, seperti para olahragawan dan pekerja kasar
4. Menderita
kelemahan otot paha
5. Pernah
mengalami patah tulang disekitar sendi yang tidak mendapatkan perawatan yang
tepat
Pengobatan pada osteoartritis ini meliputi
Terapi non farmakologis (terapi bukan obat) sebagai berikut:
1. Latihan jasmani dengan berat badan tanpa atau hanya
sebagian saja ditopang oleh sendi lutut (misalnya berenang, naik sepeda, dan
sebagainya), serta latihan jasmani untuk menguatkan otot-otot paha. Hindari
melakukan latihan jasmani jika nyeri pada sendi lutut bertambah buruk
2. Menurunkan berat badan atau bila perlu berjalan
dengan bantuan tongkat untuk mengurangi beban dari berat badan yang harus
ditopang oleh sendi lutut. Tongkat yang digunakan dipegang oleh tangan yang
berada di sisi yang berseberangan dengan sisi sendi lutut yang nyeri. Pada saat
digunakan, tongkat dan tungkai yang nyeri harus menapak pada saat yang
bersamaan.
3. Memperbaiki abnormalitas sendi lutut yang
membengkok dengan brace atau patellar taping atau lapisan dalam sepatu (shoe
insert) jika tidak membaik dengan terapi medis lainnya
4. Akupunktur dapat mengurangi rasa nyeri setelah
beberapa kali sesi akupunktur dilakukan
Terapi medikamentosa (obat) yang diberikan oleh dokter
sebagai berikut :
1. Suntikan kortikosteroid ke dalam sendi lutut
2. Analgetik untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat
berupa obat minum atau obat topikal yang dioleskan di daerah lutut
3. Suntikan asam hialuronat (hyaluronic acid) ke dalam
sendi lutut
4. Glukosamin and kondroitin sulfat
5. Operasi
penggantian sendi akan dilakukan pada kondisiyang cukup parah yaitu mengganti
sendi yang telah rusak dengan protesa (sendi tiruan).
Pencegahan osteoartritis dapat dilakukan dengan cara
mengonsumsi makanan yang bergizi. Beberapa suplemen makanan juga dapat
digunakan untuk mencegah penyakit ini. Beberapa suplemen yang umum digunakan
antara lain adalah glukosamin dan kondroitin. Glukosamin adalah molekul
gula amino yang biasa terdapat pada kulit krustasea (udang-udangan), dan
dinding sel jamur. Di Indonesia, Kondrotin sendiri adalah suplemen makanan yang
biasa digunakan bersama glukosamin. Ia merupakan senyawa rantai gula bercabang
yang menyususun tulang rawan. Di Indonesia, kondroitin dapat diperoleh langsung
dari suplemen makanan.Demikian jawaban dari saya untuk ibu Ita semoga
bermanfaat
wassalam.
Komentar
Posting Komentar